dok. AFP/EYAD BABA

SENTRA JATENG – Ribuan warga Palestina untuk kesekian kalinya terpaksa meninggalkan rumah mereka dan menjadi pengungsi. Gelombang pengungsian massal ini terjadi menyusul serangan bom Israel yang kembali menghujani Jalur Gaza sejak Selasa (17/9/2025) malam. Serangan udara ini dilaporkan menargetkan beberapa lokasi di kota Gaza dan Khan Younis, menewaskan puluhan orang dan melukai ratusan lainnya.

Menurut laporan dari Palestinian Red Crescent Society (PRCS), sebagian besar pengungsi adalah wanita, anak-anak, dan orang tua. Mereka terlihat membawa barang-barang seadanya dan berusaha mencari perlindungan di sekolah-sekolah yang dikelola United Nations Relief and Works Agency (UNRWA), rumah sakit, atau bangunan-bangunan yang belum sepenuhnya hancur.

Eskalasi Kekerasan yang Tak Kunjung Reda

Serangan ini merupakan bagian dari eskalasi kekerasan terbaru yang terjadi setelah pembunuhan targeted seorang komandan senior Hamas oleh Israel. Sebagai balasan, kelompok militan di Gaza meluncurkan puluhan roket ke wilayah Israel selatan.

“Kami tidak punya pilihan. Setiap hari kami hidup dalam ketakutan. Bom bisa jatuh kapan saja. Kami meninggalkan segalanya, hanya untuk menyelamatkan nyawa anak-anak kami,” kata Abu Ahmad, seorang warga Gaza yang mengungsi bersama keluarganya ke wilayah Rafah, seperti dikutip dari Al Jazeera.

Kondisi Pengungsian yang Memprihatinkan

Lokasi-lokasi pengungsian dilaporkan mengalami overcrowded dan kekurangan pasokan air bersih, makanan, serta obat-obatan. Krisis kemanusiaan semakin parah akibat blokade yang telah berlangsung bertahun-tahun, membatasi akses bantuan internasional untuk masuk ke Gaza.

Perwakilan UNRWA menyatakan keprihatinan mendalam atas kondisi ini. “Ini adalah situasi yang sangat memilukan. Infrastruktur yang hancur, pasokan yang terbatas, dan trauma berkepanjangan yang dialami warga, terutama anak-anak. Dunia tidak boleh tinggal diam,” ujar seorang juru bicara UNRWA.

Dunia Internasional Serukan Gencatan Senjata

Masyarakat internasional, melalui pernyataan berbagai negara dan organisasi, kembali menyerukan gencatan senjata segera. Meskipun demikian, hingga berita ini diturunkan, belum ada tanda-tanda kedua pihak akan menghentikan tembak-menembak.

Konflik yang berulang ini semakin mempertegas betapa rapuhnya perdamaian di wilayah tersebut dan mendesak diperlukannya solusi politik yang berkelanjutan untuk mengakhiri penderitaan warga sipil yang sudah berlangsung puluhan tahun.

Red (ar/ar)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Simak Berita Lengkap Viral Terpopuler !!!

X