
SENTRA JATENG – Suasana hangat dan penuh tawa menyelimuti deklarasi Dedi Mulyadi sebagai bakal calon gubernur Jawa Barat, saat Presiden Prabowo Subianto secara mengejutkan hadir dan memberikan sambutan. Dalam pidatonya di Gedung Sate, Bandung, Senin (29/9/2025), Prabowo melontarkan kelakar yang langsung memecah suasana.
Dihadapan ratusan pendukung yang memadati lokasi, Prabowo menoleh kepada Dedi Mulyadi yang duduk di sampingnya dan berpesan dengan nada santai, namun penuh makna. “Saya titip Jawa Barat. Saya titip rakyat Jawa Barat. Saya titip kader-kader Partai Gerindra,” ujar Prabowo, disambut tepuk tangan.
Pesan Satir yang Menggema
Kelakar Presiden ketujuh Indonesia itu pun meluncur. Dengan senyum khasnya, Prabowo menambahkan kalimat yang langsung disambut gelak tawa seluruh audiens, “Dan kepada Dedi, kalau kau brengsek, saya usut!” candanya, sambil menepuk pundak Dedi Mulyadi.
Candaan ini bukan hanya mencairkan suasana, tetapi juga secara halus menyampaikan pesan politik yang dalam tentang ekspektasi dan akuntabilitas. Dedi Mulyadi, yang dikenal dengan gaya bicaranya blak-blakan, pun hanya tersenyum dan menerima kelakar dari sang Presiden sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.
Dukungan Penuh di Balik Kelakar
Di balik kata-kata berbau “ancaman” yang disampaikan dengan santai itu, Prabowo justru menegaskan dukungan penuhnya kepada Dedi Mulyadi. Dalam pernyataan sebelumnya, Prabowo secara gamblang menyatakan komitmennya.
“Kami dari Gerindra, saya sebagai ketua umum, memutuskan untuk mendukung Dedi Mulyadi sebagai calon gubernur Jawa Barat. Itu sudah diputuskan,” tegas Prabowo dalam sambutannya. Pernyataan resmi ini sekaligus mengakhiri spekulasi tentang posisi Gerindra dalam peta politik Pilkada Jabar 2025.
Suasana Deklarasi yang Semarak
Deklarasi Dedi Mulyadi ini berlangsung semarak. Selain dihadiri secara mengejutkan oleh Presiden Prabowo, acara ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional dan lokal, menunjukkan kuatnya dukungan politik yang berhasil dihimpun. Kehadiran Prabowo secara langsung dinilai sebagai bentuk komitmen nyata pemerintah pusat dalam mendengar aspirasi daerah.
Kelakar antara kedua tokoh ini pun menjadi bukti chemistry dan kedekatan personal di antara mereka, sebuah faktor yang seringkali menjadi pertimbangan penting dalam dinamika politik elektoral di Indonesia.
Red (ar/ar)
