dok. ANDREAS LUKAS ALTOBELI/KOMPAS

SENTRA JATENG – Suasana politik nasional kembali memanas seiring dengan saling sindir yang melibatkan mantan rival Pilpres 2024, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto. Gesekan verbal yang terjadi dalam rentang beberapa hari terakhir ini memancing reaksi tegas dari partai pendukung Prabowo, Gerindra, yang memilih untuk “pasang badan” membela ketua umumnya.

Awal mula ketegangan ini muncul ketika Anies, dalam sebuah forum diskusi publik, menyindir gaya kepemimpinan yang ia sebut “terlalu gemar melakukan impor, dari beras hingga kebijakan”. Sindiran yang dianggap ditujukan kepada pemerintahan Prabowo ini langsung mendapat respons balik. Prabowo, dalam kesempatan terpisah, menyebut ada pihak yang “hobi mengkritik tetapi tidak pernah memberikan solusi nyata”.

Esensi Sindiran dan Respons Balik

Sindiran Anies mengenai “impor kebijakan” ditanggapi dingin oleh elite Partai Gerindra. Sekretaris Jenderal Gerindra, Ahmad Muzani, secara tegas membela Prabowo. “Yang disebut impor kebijakan itu tidak ada. Justru yang terjadi adalah Pak Prabowo melakukan adaptasi terhadap kebijakan-kebijakan global yang terbukti berhasil, untuk kepentingan nasional. Ini namanya bukan impor, tapi belajar dari yang terbaik,” ujar Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Di sisi lain, pendukung Anies menilai sindiran Prabowo tentang “tidak memberikan solusi” adalah bentuk ketidaksanggupan menerima kritik konstruktif. “Bukankah fungsi checks and balances itu penting dalam demokrasi? Kritik yang disampaikan Pak Anies adalah bagian dari itu, untuk mengingatkan pemerintah agar tidak keliru jalur,” kata seorang politisi dari kubu pendukung Anies.

Dinamika Koalisi Pasca Pilpres 2024

Ketegangan antara dua kubu ini memantik pertanyaan tentang stabilitas koalisi pemerintahan. Meskipun Anies saat ini tidak menjabat dalam pemerintahan, suaranya tetap memiliki pengaruh signifikan. Saling sindir ini dinilai banyak pengamat sebagai bentuk dari persaingan politik jangka panjang menuju Pemilu 2029.

“Pertukaran pernyataan Anies dan Prabowo adalah wajar dalam politik pascapemilu. Namun, yang perlu diperhatikan adalah agar dinamika ini tidak mengganggu konsentrasi pemerintah dalam menjalankan program-program kerjanya,” ujar Andrinof Chaniago, Pengamat Politik dari Universitas Indonesia.

Masa Depan Hubungan Politik Dua Tokoh

Gerindra, sebagai partai besar pendukung utama Prabowo, tampaknya memilih strategi konfrontasi dengan langsung “pasang badan”. Langkah ini menunjukkan komitmen partai untuk melindungi citra Prabowo dari segala bentuk serangan politik, sekaligus mengirim sinyal kepada kubu oposisi untuk tidak bermain api.

Sementara itu, kedua kubu diperkirakan akan terus melakukan manuver politiknya masing-masing. Apakah saling sindir ini akan berlanjut menjadi konflik terbuka atau justru mereda seiring waktu, masih menjadi tanda tanya besar yang akan menentukan lanskap politik Indonesia dalam beberapa tahun ke depan.

Red (ar/ar)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Simak Berita Lengkap Viral Terpopuler !!!

X