
SENTRA JATENG – Pemerintah Amerika Serikat melancarkan serangan sanksi baru yang menyasar jantung pendanaan mesin perang Rusia. Langkah ini sekaligus menegaskan bahwa pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin tentang kekuatan ekonominya adalah kebohongan yang disengaja di tengah tekanan perang yang terus berlanjut.
Dalam pengumuman resmi pada Selasa (22/10/2025) waktu setempat, Menteri Keuangan AS Janet Yellen menyatakan sanksi ini ditujukan untuk melumpuhkan kemampuan Rusia membiayai perangnya di Ukraina. “Kami menyerang para penjahat perang dan jaringan global yang mendanai mesin perang (Presiden Rusia Vladimir) Putin. Sanksi-sanksi ini meningkatkan tekanan atas invasi ilegal Rusia yang berkelanjutan,” tegas Yellen dalam pernyataannya.
Sasaran Utama: Perusahaan dan Oligarki Kunci
Sanksi terbaru yang dikeluarkan oleh Office of Foreign Assets Control (OFAC) Departemen Keuangan AS ini menyasar lebih dari 50 entitas dan individu dari Rusia, Tiongkok, dan sejumlah negara lainnya yang diduga mendukung industri militer Rusia. Di antara yang terkena sanksi adalah perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam produksi dan pengadaan komponen elektronik, suku cadang pesawat, serta teknologi drone yang vital bagi operasi militer Rusia di Ukraina.
Langkah ini secara tegas juga menyasar oligarki dan pejabat Rusia yang dekat dengan Kremlin, dengan tujuan memutus aliran dana dan sumber daya yang menopang perang.
Membongkar Kebohongan Klaim Ekonomi Putin
Serangan sanksi ini tidak hanya bersifat ekonomi, tetapi juga politis. Seorang pejabat tinggi Departemen Keuangan AS, yang enggan disebutkan namanya, secara terang-terangan menyanggah narasi Putin tentang ketahanan ekonomi Rusia. “Ini adalah upaya untuk mengekspos kebenaran. Klaim Putin bahwa ekonominya kuat adalah bohong. Mereka berjuang mati-matian untuk mempertahankan produksi militer karena sanksi-sanksi kami telah melumpuhkan kemampuan industri mereka,” ujar pejabat tersebut.
Pernyataan itu sekaligus menegaskan bahwa sanksi-sanksi sebelumnya telah berhasil menciptakan kesenjangan yang lebar antara kebutuhan militer Rusia di medan perang dengan kapasitas produksi industri pertahanan domestik mereka.
Efek Berantai pada Perang Drone di Ukraina
Sanksi terhadap perusahaan elektronik dan teknologi drone ini diharapkan memiliki dampak langsung di medan perang, khususnya dalam perang drone yang menjadi ciri khas konflik Ukraina-Rusia. Dengan mempersulit akses Rusia terhadap komponen mikroelektronik penting, AS berharap dapat mengurangi laju produksi dan kualitas drone serta sistem persenjataan pintar lainnya yang digunakan Rusia.
Dengan sanksi terbaru ini, Amerika Serikat kembali menunjukkan komitmennya untuk terus memperketat tekanan ekonomi terhadap Kremlin, sambil secara simultan membongkar klaim-klaim propaganda yang dilontarkan Putin kepada masyarakat Rusia dan dunia internasional mengenai kondisi negaranya.
Red (ar/ar)
