dok. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/bar(Dhemas Reviyanto)

SENTRA JATENG – Nama Purbaya Yudhi Sadewa, ekonom senior dan Komisaris Independen PT Bank Central Asia Tbk (BCA), kembali mencuat dalam pusaran wacana kabinet pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Namun, posisinya kali ini dikabarkan bukan sebagai calon menteri teknis, melainkan untuk peran yang lebih politis. Sejumlah sumber menyebut Purbaya digadang-gadang mengisi “kursi panas” Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

Isu ini muncul dalam konteks dinamika koalisi pendukung Prabowo-Gibran yang sangat besar, atau sering disebut “koalisi gemuk”. Posisi Menko Perekonomian disebut-sebut tidak lagi murni soal kapasitas teknis ekonomi, melainkan juga menjadi alat untuk mengakomodasi dan mengelola kepentingan politik dari banyak partai dalam koalisi.

Posisi Strategis untuk Akomodasi Politik

Seorang sumber yang dekat dengan tim transisi, seperti dikutip Kompas.com, mengungkapkan alasan di balik wacana tersebut. “Posisi Menko Perekonomian itu sangat strategis. Dengan koalisi yang sangat besar, posisi itu tidak bisa hanya diisi oleh teknokrat murni. Diperlukan figur yang bisa menjadi ‘perisai politik’ untuk Pak Prabowo, yang mampu menahan desakan dan tuntutan dari banyak partai koalisi,” ujar sumber itu.

Dalam skenario ini, Purbaya dianggap sebagai figur yang tepat karena memiliki kredensial ekonomi yang kuat sekaligus diyakini memiliki “political sense” yang baik untuk menavigasi kepentingan politik yang kompleks.

Dua Nama Kuat Berebutan Kursi Menko Ekonomi

Wacana pengisian kabinet ini ternyata memunculkan dua nama yang saling bersaing. Di satu sisi, terdapat nama Purbaya Yudhi Sadewa yang diusung oleh kekuatan politik tertentu dalam koalisi. Di sisi lain, nama Menteri Keuangan periode 2005-2010, Sri Mulyani Indrawati, masih menjadi pertimbangan kuat.

“Ada dua arus. Satu mengusung Sri Mulyani karena kapasitas dan kredibilitasnya di mata pasar global. Arus lainnya mengusung Purbaya dengan pertimbangan kebutuhan politik koalisi yang lebih besar,” jelas sumber lain yang familiar dengan pembicaraan formasi kabinet.

Respons Purbaya dan Penantian Keputusan Akhir

Menanggapi kuatnya wacana yang menyebut namanya, Purbaya Yudhi Sadewa memilih bersikap rendah hati dan menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden dan Wakil Presiden terpilih. “Saya tidak pernah membicarakan itu. Itu wewenang dan kewenangan Bapak Presiden dan Wapres terpilih. Tugas kita adalah membantu bagaimana pun bentuknya,” ucap Purbaya ketika dikonfirmasi.

Dengan waktu yang semakin mendekati pelantikan, tarik-ulur antara kepentingan tekno-kratis dan kebutuhan politik praktis dalam koalisi gemuk masih akan terus berlangsung. Keputusan akhir mengenai siapa yang akan mengisi posisi Menko Perekonomian akan menjadi sinyal pertama tentang arah dan prioritas pemerintahan Prabowo-Gibran ke depan.

Red (ar/ar)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Simak Berita Lengkap Viral Terpopuler !!!

X