
SENTRA JATENG – Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengajukan usulan tambahan anggaran yang cukup signifikan untuk tahun 2026. Alokasi anggaran untuk Kementerian Perdagangan diusulkan naik dari pagu indikatif sebesar Rp 567,5 miliar menjadi hampir Rp 1,98 triliun. Usulan kenaikan lebih dari tiga kali lipat ini ditujukan untuk memperkuat sejumlah program prioritas guna menjaga stabilitas harga dan ketahanan pangan nasional.
Lonjakan anggaran yang drastis ini bukan tanpa alasan. Mendag Lutfi menegaskan bahwa tambahan dana tersebut sangat krusial untuk mengantisipasi berbagai tantangan perdagangan global yang dinilai akan semakin kompleks dan bergejolak pada tahun depan.
Fokus Anggaran: Stabilisasi Harga dan Penguatan Cadangan Pangan
Usulan tambahan anggaran sebesar Rp 1,41 triliun akan dialokasikan secara spesifik untuk dua program utama. Pertama, Program Stabilisasi Harga dan Pengadaan Komoditas Pangan mengusulkan tambahan dana sebesar Rp 1,21 triliun. Kedua, Program Penguatan Sistem Cadangan Pangan Nasional membutuhkan tambahan Rp 200 miliar.
“Kita lihat tahun depan, gejolak harga pangan global masih akan tinggi. Kita perlu punya instrumen yang kuat, baik dari sisi pengadaan maupun cadangan, untuk melindungi daya beli masyarakat,” ujar Lutfi dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Kamis (4/9/2025).
Strategi Penggunaan Dana: Operasi Pasar dan Impor yang Proaktif
Dana yang diusulkan akan menjadi senjata utama untuk melakukan intervensi pasar secara lebih agresif dan cepat. Anggaran tersebut akan digunakan untuk memperkuat kemampuan pemerintah dalam melakukan operasi pasar, baik melalui Bulog maupun lembaga lainnya, untuk menekan kenaikan harga yang tidak wajar.
Selain itu, dana ini juga memungkinkan pemerintah untuk melakukan pengadaan atau impor komoditas secara proaktif dan lebih dini, sebelum harga di pasar internasional melonjak terlalu tinggi. Hal ini dianggap sebagai langkah antisipasi yang lebih efektif dan efisien.
Respons Awal dari DPR: Perlunya Skema dan Detail yang Jelas
Anggota Komisi VI DPR, Andi Rasyid, menyambut baik komitmen pemerintah untuk menjaga stabilitas pangan. Namun, ia menekankan bahwa usulan dengan nilai sebesar itu harus disertai dengan detail rencana kerja dan skema pelaksanaan yang sangat jelas dan terukur.
“Kami meminta penjelasan yang lebih rinci. Bagaimana mekanisme pengadaannya, komoditas apa saja yang diprioritaskan, dan bagaimana efektivitas penyerapannya. Ini uang rakyat, jadi harus benar-benar tepat sasaran,” kata Andi Rasyid menanggapi usulan tersebut.
Langkah Antisipasi Menghadapi Ketidakpastian Global
Usulan ini merefleksikan kekhawatiran pemerintah terhadap ketidakpastian kondisi perdagangan global pada 2026. Faktor-faktor seperti perubahan iklim yang mengganggu produksi pertanian dunia, ketegangan geopolitik, dan fluktuasi nilai tukar diprediksi akan terus mempengaruhi volatilitas harga pangan internasional.
Dengan penguatan anggaran ini, Kementerian Perdagangan berharap dapat memiliki ‘amunisi’ yang cukup untuk melindungi pasar dalam negeri dari gejolak eksternal dan menjamin ketersediaan stok serta harga yang terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Red (ar/ar)
