
SENTRA JATENG – PT PLN (Persero) secara resmi membahas kesiapan dan berbagai tantangan dalam pengembangan proyek Waste-to-Energy (WTE) atau sampah menjadi energi dalam sebuah CEO Roundtable yang digelar di Jakarta, Kamis (24/10/2025). Pembahasan mendalam ini dilakukan untuk mempercepat realisasi proyek WTE guna mendukung target bauran energi terbarukan nasional.
Dalam forum strategis tersebut, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyampaikan komitmen penuh perusahaan dalam mendorong pengembangan WTE. “PLN berkomitmen untuk mendukung penuh pengembangan Waste-to-Energy sebagai bagian dari transisi energi. Proyek WTE tidak hanya menyelesaikan masalah sampah, tetapi juga berkontribusi pada ketahanan energi nasional,” tegas Darmawan.
Tantangan Teknis dan Ekonomi yang Dihadapi
Meski berkomitmen, Darmawan secara terbuka mengakui sejumlah tantangan besar yang masih menghadang. Tantangan utama terletak pada aspek teknis pengelolaan sampah sebagai bahan baku. “Tantangan terbesarnya adalah kesiapan bahan baku, yaitu sampah itu sendiri. Kita membutuhkan sampah yang sudah terpilah dengan baik dan memiliki nilai kalor yang konsisten untuk menjamin efisiensi pembangkit,” paparnya.
Dari sisi ekonomi, tantangan lain adalah membuat skema bisnis WTE yang feasible dan menarik bagi investor, mengingat biaya investasi yang tinggi dan harga jual listrik (tariff) yang harus kompetitif.
Strategi Kolaborasi dengan Pemda dan Swasta
Untuk mengatasi tantangan tersebut, PLN menekankan pentingnya kolaborasi erat dengan Pemerintah Daerah (Pemda) sebagai penanggung jawab pengelolaan sampah, serta pihak swasta. “Kami tidak bisa bekerja sendiri. Peran Pemda sangat krusial dalam menyiapkan sampah yang terkelola. Sementara swasta dapat berpartisipasi dalam investasi dan teknologi,” jelas Darmawan.
PLN sendiri telah menyiapkan skema pembelian listrik dari PLTSa (Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik) melalui Permen ESDM No. 4 Tahun 2025, yang diharapkan dapat memberikan kepastian bagi calon investor.
Proyek Percontohan dan Rencana Ke Depan
Beberapa proyek WTE seperti di Jakarta, Surabaya, dan Denpasar menjadi proyek percontohan yang terus dipantau perkembangannya. Pembahasan dalam CEO Roundtable ini diharapkan dapat menghasilkan solusi konkret untuk menghilangkan hambatan-hambatan yang ada.
“Kami optimis, dengan kolaborasi semua pihak, proyek-proyek WTE dapat segera terwujud dan memberikan dampak ganda: lingkungan yang bersih dan energi yang bersih,” tutup Darmawan Prasodjo. Langkah ini semakin mengukuhkan posisi PLN sebagai pioneer dalam transisi energi di sektor ketenagalistrikan Indonesia.
Red (ar/ar)

