
SENTRA JATENG – Dunia jurnalistik kembali berduka. Maryam Abu Daqqa, seorang jurnalis foto perempuan asal Gaza, gugur dalam serangan Israel saat meliput konflik di wilayah utara Gaza. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, rekan jurnalis, dan masyarakat yang kerap menyaksikan karya-karya jurnalistiknya yang membuka mata dunia.
Gugur Saat Meliput di Garis Depan
Maryam Abu Daqqa tewas pada Sabtu (23/8) setelah serangan mendadak Israel menghantam lokasi di mana ia sedang meliput. Ia diketahui sedang melaksanakan tugas jurnalistik untuk melaporkan kondisi terkini warga sipil dan dampak serangan yang terjadi.
“Dia adalah pahlawan yang menyuarakan kebenaran. Gugur bukan sebagai korban biasa, tapi sebagai syuhada kebenaran,” kata rekan sejawatnya, Ahmed Al-Madhoun, yang juga aktif meliput di Gaza.
Karya dan Dedikasi untuk Palestina
Selama karier jurnalistiknya, Maryam dikenal gigih meliput langsung dari lapangan, mengabadikan penderitaan warga Gaza, serta menyampaikan realita yang sering tidak terlihat oleh dunia internasional. Karyanya banyak beredar di media global dan menjadi sumber informasi penting tentang konflik yang tak kunjung usai.
Dia adalah salah satu dari puluhan jurnalis yang telah gugur di Gaza sejak eskalasi konflik terbaru. Data mencatat, setidaknya lebih dari 150 jurnalis telah tewas dalam serangan Israel sejak Oktober 2023.
Tuntutan Perlindungan Jurnalis dan Gencatan Senjata
Organisasi pers internasional, termasuk Committee to Protect Journalists (CPJ), kembali mengecam serangan terhadap jurnalis dan menuntut perlindungan lebih bagi para pekerja media di zona konflik. Mereka mendesak PBB dan pihak internasional untuk memastikan keamanan jurnalis dan menginvestigasi setiap serangan yang menargetkan mereka.
“Dunia tidak boleh diam. Setiap jurnalis yang gugur adalah bukti kegagalan komunitas global dalam melindungi pembawa kebenaran,” tegas pernyataan resmi CPJ.
Maryam Abu Daqqa mungkin telah gugur, tetapi semangat dan karyanya akan terus hidup, mengingatkan dunia bahwa perang di Gaza masih berlangsung dan memakan korban tak bersalah.
Red (ar/ar)

